Meiti Frida
Department of Neurology, Medical Faculty of University of Andalas
Dr. M. Djamil Hospital, Padang
Abstrak
Gejala dan tanda neuropati perifer cukup sering ditemukan pada pasien usia lanjut, dan seringkali dianggap sebagai bagian dari proses penuaan. Berbagai kondisi pada usia tua seperti diabetes, alkoholisme, defisiesi nutrisi, infeksi, keganasan maupun kelainan autoimun, dapat mempengaruhi kualitas fungsional saraf yang mengakibatkan neuropati. Selain itu seringkali penderita usia lanjut mengalami neuropati perifer dengan sebab yang tidak diketahui. Prevalensinya tidak banyak diketahui, dan cenderung terbatas pada penyakit maupun kelainan yang mendasarinya. Gangguan ini pada usia lanjut mengakibatkan penurunan kualitas hidup yang bermakna. Keadaan tersebut akan membatasi fungsi fisik sehingga meningkatkan beban bagi keluarga dan sistem kesehatan.
Untuk mendiagnosis neuropati perifer secara komprehensif dan efisien, diperlukan pendekatan yang sistematis dan logis, terutama pada neuropati perifer yang dapat diobati. Pendekatan klinis melalui riwayat gejala, kebiasaan dan pekerjaan perlu dilakukan. Pemeriksaan neurologis meliputi tanda klinis gangguan sensorik, motorik atau otonom dapat menentukan topografi dan sumber neuropati. Penunjang pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis diperlukan sesuai indikasi dan khusus seperti pemeriksaan biokimia, imunologi, pemeriksaan cairan serebrospinal, dan biopsi otot. Pemeriksaan elektrodiagnostik dapat mencatat luasnya defisit saraf, menentukan kerusakan demielinisasi atau aksonal. Aplikasi elektrodiagnostik yang non invasif cukup memuaskan untuk menegakkan diagnosis, walaupun dalam kasus tertentu diperlukan pemeriksaan elektrodiagnostik invasif.
Kata kunci : neuropati perifer, usia lanjut, klinis, laboratorium, elektrodiagnostik
Download from here
Artikel sebelumnya:
Artikel sesudahnya: